Connect with us

Uncategorized

Ungkap Pendidikan Aklak Menurut Buya Hamka, Sarman Raih Gelar Doktor Pendidikan Agama Islam dari Universitas Islam Jakarta

Ungkap Pendidikan Aklak Menurut Buya Hamka, Sarman Raih Gelar Doktor Pendidikan Agama Islam dari Universitas Islam Jakarta

Buya Hamka, yang memiliki nama asli Prof. Dr H Abdul Malik Karim Amrullah, seorang Ulama, Sastrawan, Politisi, Wartawan, serta Tokoh Pendidikan di Indonesia, yang memiliki karakter humanis dan rendah hati merupakan sosok tauladan ditengah masyarakat, dan dalam memberikan kontribusi Pendidikan Agama Islam khususnya dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, Mahasiswa Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Jakarta, Sarman mencoba menganalisa pemikiran Ketauladanan Buya Hamka, dalam pendidikan akhlak dan relevansinya dengan pendidikan Karakter dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.

Dalam Ujian Sidang terbuka yang diajukan guna memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Agama Islam pada program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Jakarta tahun 2024, yang diuji didepan para Profesor, yang diantaranya, Prof. Dr. Ir. Raihan, M.SI. (Rektor Universitas Islam Jakarta), Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. (Kepala Prodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta), Assoc. Prof. Dr. H. SutardjoAtmowidjoyo, M.Pd. (Dosen Tetap Universitas Islam Jakarta) Prof. Dr. Murodi, MA (Dosen Tetap Universitas Islam Jakarta), Dr. Attabik Luthfi, MA (Dosen Tetap Universitus Islam Jakarta) serta Penguji Eksternal, Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA (Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Dalam ujian dengan desertasinya berjudul “Pendidikan Akhlak Menurut Buya Hamka dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia”, Promovendus Sarman mampu meyakinkan dewan Penguji, hingga Ketua Tim Penguji, Prof. Dr. Ir Raihan, M.Si menyatakan Promovendus Sarman Lulus dan berhak menyandang gelar Doktor, dan menjadi lulusan program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta yang ke 63.

Keinginan kuat Sarman dalam mendalami Pendidikan Karakter dari Buya Hamka, karena ingin lebih mendalami pemikiran serta karya-karya Buya Hamka dalam pendidikan Akhal, yang tertuang dalam beberapa buku Buya Hamka, tentang kehidupan Beragama, akhlak terhadap sesama dan akhlak terhadap lingkungan alam. Pengayaan dilakukan pada buku-buku tentang pembelajaran, pengetahuan, budi pekerti, sopan santun, budaya, perilaku.

Banyak buku yang ditulis oleh Buya Hamka sendiri, dalam disertasi ada lima karakter utama yaitu Religious atau agama, Nasionalis, Integritas, Mandiri ,Gotong royong , namun dalam disertasi ini penulis mengambil satu penelitian tentang agama yang dibagi menjadi tiga aspek Akhlak Beragama, Akhlak terhadap Sesama dan Akhlak terhadap Lingkungan Alam, ungkapnya.

Menurut Promovendus Sarman, tujuan peneliti untuk menganalisa dan menemukan buku-buku atau karya yang berkaitan dengan akhlak Hamka apakah mempunyai relevansi dengan pendidikan karakter kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif dengan library reseach atau studi kepustakaan dan data penelitian bersifat kualitatif dengan menganalisis buku-buku karangan Buya Hamka.

Maksud deskriptif adalah menggunakan metode sejarah yang mengambarkan seluruhnya tentang biografi Buya Hamka ,untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat tentang sifat-sifat ,watak ,pengaruh ,baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya Serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya ,sumber data primernya bukubuku yang ditulis Buya Hamka dan data sekundernya buku-buku pendukung tentang Buya Hamka.

Dan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Akhlak Beragama telah ada dalam Buya Hamka dan hingga saat ini telah dilakukan oleh setiap sekolah di Indonesia. Akhlak dengan sesama juga telah dilakukan terhadap diri sendiri, orang tua, Tetangga, Negara dan Akhlak harus saling menghormati ,tolong menolong dan saling menjaganya. Akhlak terhadap lingkungan Alam harus bisa menjaga kesimbangan, karena Agama tidak mengajarkan menjadi malas, tetapi harus menjadi orang yang rajin dan bekerja keras dengan cara yang benar, papar Promovendus.

Kepala Prodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Mengapresiasi karya penelitian akademik Promovendus Sarman, yang mencoba mengeksporasi konsepnya Buya Hamka yang juga pendiri Universitas Islam Jakarta (UID) tentang Akhlak yang relevansinya dengan pendidikan karakter di tahun 2020 -an, dimana dalam akhlak tersebut ada benang merah atau nilai-nilai universal dan nilai kelokalan, dan promovendus mampu menjelaskan nilai-nilai universal tersebut yang memiliki nilai lokal pada hari ini,ungkapnya.

Rektor UID, Prof Raihan mengapresiasi Dr Sarman yang telah konsisten dalam turutserta mengembangkan pendidikan Agama Islam di Indonesia, dan kontribusi hari ini dengan pendidikan Akhlak serta pembentukan Karakter siswa Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama dalam Kurikulum pendidikan, dan kami bersyukur Dr Sarman dapat menyelesaikan studinya dengan baik, dan menjadi lulusan program Doktor Pascasarjana Pendidikan Agama Islam yang ke 63, ungkapnya. (Red).

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

More in Uncategorized