Connect with us

Uncategorized

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, DPW IP-KI Provinsi Daerah Khusus Jakarta Gelar FGD

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, DPW IP-KI Provinsi Daerah Khusus Jakarta Gelar FGD

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati pada 1 Oktober setiap tahunnya yaitu hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yang mengalami masa kelam pada 59 tahun silam, kejadian kelam bangsa ini yang merenggut putra-putra terbaik bangsa Indonesia harus gugur dalam peristiwa G 30 S PKI.

Sejarah kelam ini sungguh memilukan dan menjadi pelajaran berharga bagaimana sebuah bangsa dapat belajar serta
mengetahui bahwa pengorbanan untuk suatu bangsa adalah pengorbanan dan pertumpahan darah
haruslah menjadi cambuk bagi penerus bangsa untuk dapat mengisi hari-hari setelah peristiwa kelam
dari sejarah bangsa Indonesia.

Dalam peringatan 1 Oktober 2024 yang seringkali juga disebut sebagai hari Kesaktian Pancasila, dapat
disebut “Sakti” karena peristiwa yang merenggut 7 putra-putra terbaik bangsa Indonesia yang gugur
dalam penculikan G 30 S PKI ini adalah bukti bahwa dalam perjalanannya Pancasila mendapatkan
perlawanan dari lawan-lawan politik yang tidak menghendaki Pancasila menjadi bagian dari dasar-dasardan ideologi negara. Bahwa pemberontakan itu meluluhlantahkan sendi-sendi sosial pada saat itu adalah kenyataan pahit yang dialami seluruh rakyat Indonesia saat itu.

Dalam peringatan 1 Oktober 2024, DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan temu kader IP-KI dan kegiatan Focus Group Discussion yang mengusung tema ” Kriteria Pemimpin Yang Setia Pada Cita
Cita Proklamasi 1945″ yang secara eksplisit dapat dilihat dalam teks Pembukaan UUD 45 yang mencerminkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara sebagai satu kesatuan tarikan nafas dalam mencapai sikap dan perilaku perjuangan bernegara untuk mencapai tujuan bersama yang luhur.

Hal ini bukan tanpa alasan untuk diangkat oleh DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta yang melihat, menangkap serta menterjemahkan kegelisahan gejala sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat Indonesia pasca Covid-19.
Tanpa mengesampingkan pro-kontra Covid-19, kenyataan yang pahit harus ditelan seluruh rakyat Indonesia tak terkecuali namun yang paling terpukul dan merasakan dampak pasca Covid-19 adalah kalangan menengah.

Dari perubahan perilaku konsumsi hingga makin merosotnya daya beli ekonomi memberikan pukulan telak bagi sendi-sendi perekonomian masyarakat. Seminar serta FGD pun memang telah banyak dilakukan oleh para pemangku serta organ-organ masyarakat yang ada namun kerisauan atas nilai dari cita-cita Proklamasi 1945 tentu menjadi hal yang sangat serius ditangkap oleh Ketua dan kader-kader DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta.

Dan bukan tanpa alasan, dari beberapa indikator dari kerisauan ini ditangkap saat Ketua DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta Mulyadi Guntur yang juga pegiat sosial kemanusiaan melakukan komunikasi di sekolah-sekolah dasar, menengah di Jakarta yang terindikasi menurunnya pemahaman dan pengenalan terhadap dasar-dasar Negara dan dapat ditangkap adanya proses eliminasi terhadap Pancasila, “Ini
adalah masalah serius yang harus juga disikapi serius” , imbuhnya.

Bukan perkara mudah untuk tetap membumikan serta mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dan cita-cita Proklamasi 1945 yang ada dalam preambule (Pembukaan dan UUD 45 asli), dimana nilai-nilai yang
terkandung semakin tergerus ditengah-tengah desakan modernitas dan perkembangan ekonomi yang mulai menggerus nilai-nilai moral yang menghalalkan segala cara, kurangnya figur panutan pemimpin
yang diakibatkan persaingan terbuka yang berhadap-hadapan dengan individu-individu yang rentan jiwaserta pemikiran politik yang tidak seragam-cenderung rendah- dalam kecakapan dan intelektual serta kematangan dalam emosi, pengetahuan politiknya yang diperparah dengan stagnasi transformasi politikpada kader-kader politk dalam pendidikan partai politik.

Focus Group Discussion kali ini diselenggarakan di Aula Gd. DHD 45 Lantai 2 di bilangan Menteng Raya
No. 31 Jakarta Pusat pukul 14.00 WIB, datang para narasumber dari Pangdam V Jayakarta, Kapolda Metro Jaya, Pj Gubernur DKI Jakarta, Ketua Dewan Paripurna DHN 45 hingga Ketua Kerabat Pecinta Alam ditengah-tengah hiruk pikuk rakyat Jakarta yang masuk dalam pencarian Pemimpin Provinsi Jakarta. Inisiatif ini diambil oleh Ketua DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta Mulyadi Guntur ditengah-tengah geliat serta gerak perilaku politik yang mengedepankan kepentingan kelompok dan Mulyadi Guntur tetap mengingatkan untuk seluruh masyarakat Jakarta pada umumnya dan seluruh kader DPW IP-KI Provinsi DKI Jakarta khususnya untuk tetap mengingatkan kepada seluruh Paslon untuk tetap mengingat, menjaga serta melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan (Preambule) UUD 45 sebagai cita-cita Proklamasi 1945 yang harus menjadi landasan untuk bersikap dan berperilaku untuk memimpin rakyat Jakarta ke depan.

“Kerinduan atas sosok pemimpin ini begitu diharapkan tidak hanya oleh para kader DPW IP-KI Provinsi DKJ namun oleh seluruh rakyat Jakarta yang koheren, jadi siapapun pemimpin yang terpilih
adalah pemimpin bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta, dan sikap perilakunya harus mencerminkancita-cita Prokalamasi 1945″, tambahnya.

Ketua Umum DHN 45, Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko, menegaskan, bahwa masalah kepemimpinan cukup sulit, kalau pemimpin berada di suatu tempat yang banyak korupsi di situ kalau dia mintakan tidak kuat ya pasti ikut korupsi walaupun kecil pertamanya pertama, lama – lama besar, karakter seseorang ini tidak bisa terdeteksi oleh mesin psikologi, jadi pemimpin bisa juga dipengaruhi oleh lingkungannya.

Pemimpinan adalah ilmu dan seni kecakapan seseorang dalam mempengaruhi seseorang atau bawahannya.

Sistem kepemimpinan ada dua, yg pertama otoriter, kedua demokratis, dan untuk penyesuaian dilakukan Mapram atau di nol kan, sementara pemimpin yang demokratis adalah menyerahkan kepada pemimpin, semua kebijakan diserahkan kepada pemimpinnya. Dan pemimpin bisa juga dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi, ungkapnya.

Dan yang paling penting, pemimpin harus taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan ing ngarso sum tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Gubernur DKJ yang diwakili Pepen Sanjaya pemimpin yang baik adalah yang mengutamakan Persatuan dan Kesatuan bangsa, karena bangsa ini berdiri karena semangat Persatuan dan Kesatuan dan menjadikan Pancasila sebagai Ideologi negara, kita bersyukur meski beragam Suku, Ras Budaya maupun Agama kita bisa tetap bersatu, ungkapnya.

Pangdam Jaya Jayakarta yang diwakili Kolonel Slamet Santoso menegaskan bahwa syarat-syarat Kepemimpinan Nasional harus memiliki visi dan misi yang jelas berintegritas dan jujur, berwawasan kebangsaan, memiliki kompetensi maupun pengalamannya.

Pemimpin yang setia itu nggak melenceng, kalau kita temanya cita-cita proklamasi berarti tidak melenceng dari cita-cita Proklamasi.
Dan cita-cita proklamasi ini mencakup perlindungan atau melindungi segenap rakyat Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Kemudian ada disampaikan di situ masalah kesejahteraan umum, kemudian memperjelaskan kehidupan bangsa yang berikutnya adalah membentuk suatu pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, paparnya.

Dr Bambang Sulistomo, Ketua dewan pembina IP-KI menjelaskan bahwa adanya Kesaktian Pancasila karena saat itu ada hal politik mencoba berkuasa untuk “Mengkudeta” negeri ini, dan saat ini kaum kapitalisme telah menguasai negri ini, sehingga ada gerakan memperjuangkan keadilan. Untuk itu mari tegakkan nilai-nilai Pancasila. Mari menegakkan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, secara benar dan jujur” tegasnya.

Sekjen DPP IP-KI, Roy menegaskan, bahwa Pancasila tidak akan tergerus oleh ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila, dan IP-KI sebagai organisasi kebangsaan tertua yang konsisten mengawal Pancasila, dimana IP-KI telah berusia 70 tahun,

Pancasila sebagai roh sekaligus dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjaga persatuan dan kesatuan, menuju keadilan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam konteks kebangsaan ini IP-KI sebagai barisan menghalau laju perkembangan ideologi-ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila, tegasnya.

Daniel Samosir, Ketua panitia FGD, menjelaskan bahwa FGD ini juga sebagai upaya untuk menjalin tali silaturahmi jajaran IP-KI DKJ serta para peserta yang yang hadir pada hari ini, dan kegiatan FGD untuk menjawab situasi politik untuk melakukan pencarian putra putri bangsa terbaik yang sedang bersaing di Pilkada serentak 2024 ini. Baik tingkat Kota/ Kabupaten hingga Provinsi. Khususnya diwilayah DKI Jakarta yang sedang mencari pemimpin wilayah Provinsi DKI Jakarta, paparnya. (Pry/ Nrl)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

More in Uncategorized