Nasional
Siapkan SDM Unggul Dan Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Demi Indonesia Maju, IKA UT Gelar Rakernas 2023
Siapkan SDM Unggul Dan Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Demi Indonesia Maju, IKA UT Gelar Rakernas 2023
Rapat Kerja Nasional IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA (IKA UT) tahun 2023 yang digelar pada Jumat 26 Mei 2023, di salah satu hotel berbintang di Jakarta Selatan, merupakan agenda tahunan dalam upaya meningkatkan Kualitas Alumni Universitas Terbuka dalam turut serta membangun Sumber Daya Manusia Unggul untuk terus berkontribusi dalam pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia di berbagai bidang.
Hadir dalam pembukaan Rakernas IKA UT, Drs. Ojat Darojat, M.Bus., Ph,D, Rektor Universitas Terbuka yang diwakili oleh Wakil Rektor II Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si. Wakil Rektor Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya, Para pimpinan di lingkungan UT dan Dewan Pembina IKA UT, Pengawas IKA UT Mayjend (Purn) Adi sudaryanto, Wasekjen IKA UT, Dewi Ariyani, S.Kom, Ketua IV, IKA UT Mayjen (Purn) Erro Kusnara, Wakil Ketua Panitia, Dr Tahabita serta Para Pengurus IKA UT Pusat maupun perwakilan dari 40 Provinsi Se-INDONESIA, serta para mitra UT, BRI, BTN dan BNI.
Ketua Umum IKA UT. Jenderal TNI,(Purn) Dr Moeledoko yang dibacakan oleh Sekjen IKA UT, KRT. Drs H Leles Sudarmanto MM MBA menegaskan, Bahwa Rapat Kerja Nasional Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka 2023 dengan Tema “Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Demi Indonesia Maju” merupakan upaya membangun kembali semangat persatuan dan kesatuan untuk Indonesia Maju, dimana setalah menahan rasa rindu selama 3 tahun ini karena pandemi Covid 19, akhirnya pada hari ini kita semua dapat berkumpul kembali secara tatap muka.
Dan Rakernas merupakan Momen menjadi suatu komitemen pengurus ikatan alumni Universitas terbuka untuk ditingkat kinerjanya di wilayah dan pusat, didalam dan diluar negeri untuk bersatu bersama merangkul segala cita – cita demi kemajuan Universitas Terbuka untuk melahirkan SDM yang dapat memenangkan persaingan di era saat ini.
Kesuksesaan Universitas Terbuka salah satunya adalah di pundak para Alumni. maka demikian, marilah terus berkarya dan berprestasi dan menyebarkan bahwa kita sebagai alumni UT harus bangga dan berkontribusi tidak hanya di IKA UT namun juga di lingkungan masyarakat secara luas.
Indonesia bisa maju adalah sebuah upaya bersama dari kita dalam menghadapi tantangan, juga melihat segala peluang di era saat ini, agar bisa menjadi SDM – SDM yang luar biasa yang berasal dari Universitas Terbuka.
Diakuinya bahwa meningkatkan persatuan dan kesatuan memang tidak mudah, namun bisa terus kita coba agar yang menjadi cita-cita kita bersama bisa terwujudkan.
Rakernas IKA UT 2023 juga diharapkan menjadi tanduk dimana kita berkumpul untuk merumuskan program kerja sampai tahun 2024, menyamakan persepsi satu sama lain dalam praktik berorganisasi di masing-masing wilayah. Hal ini juga tak luput dari niat baik kita bersilahtuhrami agar semakin satu dan padu menjadi IKA UT yang luar biasa,tegas Jenderal Dr Moeldoko.
Sekjen IKA UT Drs H Leles Sudarmanto MM MBA Juga berkesempatan mengucapkan banyak Terimakasih, sukses dan bangga menjadi keluarga besar Universitas Terbuka, Selamat melakasanakan RAPAT KERJA NASIONAL IKA UT 2023.
Pengawas IKA UT Mayjend (Purn) Adi sudaryanto dalam paparan dalam Rakernas IKA UT, menegaskan, bahwa Munas IKA UT Tahun 2023 yang mengusung thema “Dengan Semangat Rakernas UT, Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Menuju Indonesia Maju”, mengandung makna yang dalam dan aktual. Ajakan untuk meningkatkan Persatuan dan Kesatuan merupakan “penggugah” dan “pengingat”, bahwa Persatuan dan Kesatuan merupakan modal dasar dan kekuatan utama bangsa, baik dalam masa-masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, terlebih dalam masa-masa mengisi kemerdekaan melalui pembangunan dalam berbagai aspek untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.
Thema yang diusung juga aktual, karena kita menyadari bahwa upaya memecah belah dan adu domba untuk melemahkan bangsa tidak akan pernah berhenti, sehingga Persatuan dan Kesatuan harus senantiasa digaungkan sebagai penggugah dan pengingat seluruh elemen bangsa. Dengan begitu, tepatlah kiranya pandangan saya bahwa thema yang diusung oleh Munas IKA UT Tahun 2023 kali ini mengandung makna yang dalam dan senantiasa aktual dalam rangka mewujudkan Indonesia Maju.
Sebagai bentuk kontribusi pemikiran dan saran dalam Munas IKA UT Tahun 2023 kali ini, saya mengangkat judul, “Memajukan Indonesia Melalui Layanan Pendidikan Tinggi Berkualitas.” Judul ini diharapkan memiliki keterkaitan dengan thema dan tujuan Munas IKA UT untuk membangun sinergi dan kolaborasi program kerja dengan Universitas Terbuka sebagai Almamater.
Pendidikan Tinggi dalam hubungannya dengan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Kilas balik perjalanan bangsa di tahun-tahun memproklamasikan kemerdekaan memberikan pelajaran bahwa kelompok dan tokoh-tokoh yang memiliki pendidikan memadailah yang menjadi lokomotif perjuangan merebut kemerdekaan dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan. Merekalah kaum intelektual pada jamannya yang telah berjasa menegakkan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bahwa mereka, – kaum intelektual itu – melalui musyawarah telah berhasil meredam berbagai perbedaan pendapat untuk mengedepankan cita-cita kemerdekaan.
Ilustrasi di atas dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa pendidikan (tinggi) secara empirik memiliki peran besar dalam membentuk kaum intelektual pada saat itu, baik dari sisi pengetahuan (knowledge) tentang negara dan ketatanegaraan, keterampilan (skill) bermusyawarah dan berdiplomasi, serta nilai, sikap, dan perilaku luhur (attitude) dalam membangun negara dan etika bernegara. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan tinggi, – dalam hal ini Universitas Terbuka dan Perguruan Tinggi lainnya -, harus terus menjaga peran tersebut dalam kebhinekaan Indonesia. Perguruan Tinggi harus mampu merawat dan menumbuhkembangkan “Wawasan Kebangsaan” sebagai cikal bakal pemahaman kebhinekaan Indonesia.
Wawasan kebangsaan adalah pengetahuan tentang bangsa dan perjalanan historis bangsanya. Di dalamnya terkandung berbagai nilai luhur yang akan membentuk rasa kebangsaan (nasionalisme) didasarkan pada 4 (empat) hal mendasar (fundamental), yakni: Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah simpul utama yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan oleh seluruh elemen bangsa, dengan Perguruan Tinggi sebagai lokomotifnya. Dengan begitu, menurut pandangan saya, Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari Dharma Pendidikan, Dharma Penelitian, serta Dharma Pengabdian kepada Masyarakat, idealnya tidak hanya murni sebagai pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menumbuhkembangkan tentang Wawasan Kebangsaan.
Visi besar untuk mewujudkan Indonesia Maju, tidaklah mungkin dicapai dalam kondisi yang bercerai berai. Dalam terminologi “Management”, sumber daya sebesar apapun tidaklah mungkin dapat mewujudkan tujuan organisasi bilamana setiap elemen bangsa berjalan sendiri-sendiri. Untuk itu, diperlukan perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing) sumber daya, sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Dalam konteks tersebut, Munas IKA UT dapat diposisikan sebagai wadah perumusan perencanaan dan pengorganisasian sumber daya, sehingga IKA UT mampu berkontribusi secara optimal terhadap perwujudan Indonesia Maju, selaras dengan tugas dan kewajiban masing-masing anggotanya.
Sebagai wadah perumusan perencanaan, saya berharap Munas IKA UT Tahun 2023 bersedia mewadahi optimalisasi peran UT dalam membangun Wawasan Kebangsaan yang dampaknya tidak saja pada UT, namun juga terhadap bangsa Indonesia.
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Salah satu dampak besar yang diharapkan dengan optimalisasi peran UT untuk membangun Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia adalah semakin kuatnya Kesadaran Bela Negara. Kesadaran Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan tindakan setiap Warga Negara yang dijiwai kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara. Pemahaman tentang Wawasan Kebangsaan menjadi embrio tumbuh-kembangnya Kesadaran Bela Negara.
Secara konsepsional, terdapat 5 (lima) nilai dasar Bela Negara. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, Cinta Tanah Air. Nilai dasar ini menjadi jiwa tindakan Bela Negara karena kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia merupakan dasar kuat bagi upaya Bela Negara.
Kecintaan terhadap Tanah Air dapat terbangun melalui pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan bangsa, sehingga dapat memahami dengan benar falsafah dasar Pancasila dan wawasan kebangsaan (wawasan nusantara). Pemahaman ini menjadi pola dalam cara pandang dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam seluruh dimensinya, dan tidak terbatas dalam konteks pertahanan semata.
Kedua, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Nilai ini membawa pada adanya pengakuan atas kebhinnekaan dalam kehidupan bermasyarakat yang kemudian harus dikelola sebagai sesuatu kekuatan bangsa.
Keragaman dan perbedaan bagi bangsa Indonesia adalah biasa. Negara menjunjung tinggi dan memberikan penghormatan terhadap kebhinekaan atas nilai persatuan bangsa. Nilai Persatuan bangsa termaktub dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Persatuan bangsa Indonesia dalam kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita nasional dan tujuan nasional. Menghilangkan perasan fanatisme kesukuan/kedaerahan dan mencintai setiap kebudayaan yang berkembang di daerah, dan seyogyanya setiap kebudayaan daerah merupakan aset dari kebudayaan nasional.
Ketiga, Keyakinan terhadap Idelogi Pancasila. Nilai ini merupakan landasan yang mendorong untuk mengimplementasikan nila-nilai luhur Pancasila dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, telah termuat dengan jelas dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus tunduk dan taat kepada Pancasila, dengan tidak kecualinya.
Secara empirik, Pancasila telah mampu untuk menjadi pengayom segala interaksi keragaman masyarakat di Indonesia, sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara di dunia yang mampu menjaga sikap toleransi beragama, unggul dalam budaya serta menjaga persatuan nasional.
Pancasila mengandung nilai-nilai religiusitas, humanitas, nasionalisme, kedaulatan rakyat (demokrasi) dan keadilan sosial. Nilai religiusitas terdapat pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai humanitas pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai nasionalisme terdapat dalam sila ketiga Persatuan Indonesia, nilai kedaulatan rakyat (demokrasi) terkandung dalam sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta nilai keadilan sosial terkandung dalam sila kelima; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keempat, rela berkorban untuk bangsa dan negara. Nilai ini merupakan nilai hasil dari implementasi nilai-nilai sebelumnya, yakni terbentuknya sikap dan perilaku seseorang setelah mampu meresapi nilai-nilai cinta tanah air, sadar dengan rasa kebangsaan yang dimiliki, dan mampu melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.
Sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara, merelakan atau mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bahkan harta benda dan jiwa raga untuk kepentingan bangsa.
Dan kelima, memiliki kemampuan awal Bela Negara. Nilai ini tidak saja bermakna bahwa kemampuan awal bela negara harus dapat dilakukan secara fisik, namun juga dapat dilakukan melalui non-fisik, terutama pada peningkatan profesionalitas dan keahlian yang berguna bagi bangsa dalam bidangnya masing-masing.
Dengan begitu, tuntutan awal nilai adanya kemampuan bela negara dapat merujuk pada terbentuknya kecerdasan intelektual maupun emosional, kecerdasan spiritual, atau sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.
Kemampuan awal kesadaran bela negara secara psikis yaitu memiliki sifat disiplin, kejujuran, berintegritas, etos kerja keras, bertanggung jawab, percaya pada diri sendiri, mengendalikan emosional, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta meningkatkan spiritual untuk mencapai dan mewujudkan tujuan negara. Dalam kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari, fisik merupakan alat penggerak manusia dalam melangkah setiap kegiatan, sehingga diperlukan fisik yang sehat untuk mengimbangi phikis serta menjadi kekuatan yang luar biasa, bila keduanya menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembentukannya, maka Negara menjadi kuat.
Dengan begitu, Bela Negara pada hakikatnya merupakan implementasi dalam bentuk perilaku maupun tindakan dari adanya pengetahuan tentang kebangsaan. Secara sederhana, dengan optimalisasi peran UT dalam menumbuhkembangkan Wawasan Kebangsaan akan berdampak pada implementasi perilaku dan tindakan Bela Negara.
Mewujudkan UT Sebagai Pendidikan Tinggi Berkualitas untuk Memajukan Indonesia
Sebagai salah lembaga yang memberikan layanan pendidikan tinggi, UT pada awal berdirinya banyak memunculkan keraguan. Dengan model pembelajaran yang berbeda dengan model konvensional, yakni Sistem Belajar Jarak Jauh, tidak dapat dipungkiri berkembang penilaian negatif terhadap Lulusan UT. Keraguan dan penilaian negatif terhadap Lulusan UT, terutama ditujukan pada tahapan proses maupun kualitasnya. Namun, berkat keras seluruh Civitas Akademika UT, berbagai keraguan tersebut berhasil terbantahkan. Bahkan, pada saat ini model pembelajaran UT (model pembelajaran jarak jauh) banyak ditiru Perguruan Tinggi lainnya, terutama pada saat Pandemik Covid-19.
Rujukan valid tentang kualitas sebuah Perguruan Tinggi adalah penilaian akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau biasa disingkat sebagai BAN-PT. Berdasarkan penilaian akreditasi dari BAN-PT yang diperoleh dari laman www.ut.ac.id., terdapat banyak program studi di UT yang mendapatkan penilaian A atau Unggul, salah satunya Program Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Negara, tempat saya menempuh pendidikan Program Sarjana. Memang masih terdapat beberapa program studi yang mendapatkan nilai B atau Baik.
Berdasarkan data ini, saya mengajak Munas IKA UT agar mampu berkontribusi untuk Mewujudkan UT sebagai Pendidikan Tinggi berkualitas untuk memajukan Indonesia. Secara sederhana, ajakan ini adalah bagaimana IKA UT dapat membantu Almamater UT untuk meningkatkan nilai akreditasi beberapa program studinya yang masih bernilai B dan sekaligus mampu menjaga nilai akreditasi beberapa program studi yang sudah bernilai A. Membantu UT untuk memperoleh Akreditasi A untuk seluruh program studinya, dapat menjadi alternatif program kerja IKA UT. Dalam implementasinya, memang diperlukan pemahaman yang baik oleh IKA UT terkait dengan standar atau kriteria penilaian Akreditasi BAN-PT mana yang bersinggungan dan terbuka untuk kontribusi Alumni. Inilah barangkali tugas dari komisi-komisi yang ada di dalam Musyawarah ini untuk merumuskan program kerja yang mampu menggambarkan bagaimana Alumni dapat berperan untuk membantu UT sebagai Almamater.
Saya berpandangan, jika seluruh program studi UT memperoleh nilai A, maka pengakuan terhadap kualitas UT pun akan meningkat. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya daya tarik UT. Dengan meningkatnya daya tarik UT, maka UT memiliki potensi berkontribusi lebih besar dalam Memajukan Indonesia melalui pelaksanaan Tridharma Perguruan Tingginya.
Mengintegrasikan Wawasan Kebangsaan, Bela Negara dan Mewujudkan Pendidikan Tinggi Berkualitas untuk Indonesia Maju.
Sesuai dengan uraian sebelumnya tentang Wawasan Kebangsaan sebagai cikal bakal pemahaman kebhinekaan Indonesia, Bela Negara, dan Mewujudkan Pendidikan Tinggi Berkualitas untuk Memajukan Indonesia, maka conclusion atau kesimpulan yang dapat diambil adalah bagaimana Munas IKA UT Tahun 2023 bersedia mewadahi dan mengintegrasikan ketiga konsep tersebut dalam program-program kerjanya sebagai muara/hasil yang selaras dengan thema Munas yang diusung.
Merawat dan menumbuhkembangkan Wawasan Kebangsaan merupakan konsep yang tidak saja kental dengan nilai Persatuan dan Kesatuan, akan tetapi sekaligus membangkitkan kesadaran kita tentang nilai-nilai luhur yang telah diwariskan yang berguna sebagai pedoman untuk mewujudkan Indonesia Maju. Konsep ini kemudian berkelindan dengan konsep Bela Negara, sebagai konsep wujud kecintaan terhadap kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan konsep Pendidikan Tinggi Berkualitas didasarkan pada pandangan saya, bahwa Perguruan Tinggi berkualitaslah yang mampu berkontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia Maju. Dengan pengintegrasi kedua konsep ini ke dalam program kerja hasil Munas IKA UT Tahun 2023, saya meyakini IKA UT akan berkontribusi besar, tidak saja pada Almamater UT tetapi juga pada Bangsa dan Negara ini. Semoga !