Nasional
7 Poin Sikap Pemerintah Soal Demo UU Omnibus Law Berujung Rusuh
Uniting Indonesia.com, Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan sikap resmi Pemerintah perihal kondisi politik dan keamanan pasca pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja pada Senin (5-10-2020) oleh DPR dan Pemerintah
setelah sejumlah daerah di Indonesia melakukan unjuk rasa dan berakhir kerusuhan.
“Mencermati perkembangan yang terjadi di lapangan terkait penyampaian aspirasi tentang UU Cipta Kerja dalam berbagai bentuknya di sejumlah daerah, maka demi ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat pemerintah menyampaikan hal-hal sebagai berikut,” kata Mahfud MD saat keonferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (8-10-2020) malam.
Inilah 7 sikap Pemerintah :
1.Undang Undang Ciptaker dibentuk justru untuk melaksanakan tugas pemerintah dalam membangun kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja yang semakin banyak. Perlindungan terhadap buruh, penyederhanaan birokrasi, dan kemudahan berusaha serta untuk melakukan pemberantasan korupsi dan pungli dan pencegahan tindak pidana korupsi lainnya.
2.Pemerintah menghormati kebebasan berpendapat dan menyampaikan aspirasi terkait UU Cipta Kerja sepanjang semua itu dilakukan dengan damai, menghormati hak-hak warga yang lain dan tidak mengganggu ketertiban umum.
3.Pemerintah menyayangkan adanya aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh massa di tempat-tempat tertentu dengan merusak fasilitas umum, membakar, melukai petugas dan juga menjarah. Tindakan itu jelas merupakan tindakan kriminal yang tidak dapat ditolerir dan harus dihentikan.
4.Tindakan merusak bangunan fasilitas umum dan serangan secara fisik terhadap aparat dan warga masyarakat merupakan tindakan yang tidak sensitif atas kondisi yang dialami oleh rakyat yang sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 dan juga kondisi ekonomi yang sedang sulit.
5.Untuk itu, demi ketertiban dan keamanan maka pemerintah akan bersikap tegas atas aksi-aksi anarkis yang justru bertujuan untuk menciptakan kondisi rusuh dan ketakutan di dalam masyarakat.
6.Selain berdemonstrasi dengan tertib dan tidak melanggar hukum, ketidakpuasan atas UU tersebut bisa ditempuh dengan cara yang sesuai yaitu menyalurkannya dengan konstitusi, yaitu dengan menyalurkannya dalam proses pembuatan PP, perpres, permen, perkada sebagai delegasi per-UU, bahkan bisa diajukan melalui mekanisme judicial review atau uji materi atau uji formal ke Mahkamah Konstitusi.
7.Pemerintah akan bersikap tegas dan melakukan proses hukum terhadap semua pelaku dan aktor yang menunggangi atas aksi-aksi anarkis yang sudah berbentuk tindakan kriminal.
“Saya ulang, sekali lagi pemerintah akan bersikap tegas dan melakukan proses hukum terhadap semua pelaku dan aktor yang menunggangi atas aksi-aksi anarkis yang sudah berbentuk tindakan kriminal,” kata Mahfud MD.
Mahfud MD mengungkapkan pernyataan Pemerintah itu ditandatangani olehnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri, Jenderal Polisi Idham Azis.
Aksi menolak pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU terjadi di berbagai daerah sejak, Selasa (6-10-2020). Pada hari ini, Rabu (7-10-2020), perusakan fasilitas umum terjadi di berbagai daerah di tanah air, termasuk di Jakarta. (Dadan Hardian)