Connect with us

Bodetabek

Peringati Hari Pahlawan, Tirta Radio Gelar Dialog Publik dengan Teman Pahlawan Kebhinekaan

6 Tokoh Agama bicara Pahlawan Kebhinekaan di Tirta Radio

UnitingIndonesia.com, Tangerang –
Kegiatan siaran TIRTA RADIO dan TIRTA TV yang dipandu oleh Thomas Gunawan, dalam rangka memperingati hari Pahlawan, dihadiri enam Tokoh Agama resmi Indonesia.

Yakni,sebagai narasumber Pendeta Doni Susanto S.Th (Muspija Kristen Banten/GBI), Ida Bagus Alit Wiratmaja SH, MM (Ketua PHDI Hindu Provinsi Banten), Pandita Alvin SP, ST, MPd (Buddha), Ws. Rudi Gunawiijaya (Matakin Konghucu Banten), Yostinus Ari Wibawa (PGDP gereja Katolik St Agustinus), dan Jajat Sudrajat (Ketua PAC GP Ansor Tangerang).

Acara ini disiarkan dari Hotel Tirta Mansion kawasan Lippo Village Tangerang.

Dalam rangka dialog mengenai Pahlawan Kebhinekaan, sekaligus memperingati Hari Pahlawan, momentum ini juga untuk saling mempererat kerukunan dan kebhinekaan bangsa Indonesia, serta momentum untuk membangun spirit dan komitmen membangun bangsa. Kebhinekaan yang menjadi semangat persatuan Indonesia harus dipererat untuk menjadi bangsa yang besar.

Beberapa sudut pandang mengenai pahlawan Kebhinekaan yang dimulai oleh Pendeta Doni Susanto S.Th, menjelaskan, bahwa pahlawan Kebhinekaan adalah orang yang berjasa di bidang keragaman, dan berjuang di bidangnya dalam merawat toleransi.

Sedangkan Jajat Sudrajat memberi sudut pandang kembali kepada sejarah, yaitu melalui fatwa KH. Hasyim Asy’ari dari NU yang memberikan fatwa, bahwa wajib hukumnya rakyat Indonesia (khususnya yang muslim) membela Negara dari penjajah Belanda yang membonceng Sekutu dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945, walaupun notabenenya Negara Indonesia bukan negara Islam.

Dengan demikian, hukumnya wajib bagi seluruh masyarakat untuk saling menjaga Kemerdekaan Indonesia dengan merawat toleransi.

Sementara Ida Bagus Alit Wiratmaja mengingatkan slogan Bung Karno bapak Pendiri Bangsa, yaitu slogan Jas Merah, jangan melupakan sejarah. Tentunya ini menjadi teladan bagi semua dalam menjaga Kebhinekaan, karena Indonesia terdiri dari berbagai Suku, Budaya dan Agama.

Yostinus Ari Wibawa, melalui keuskupan mengajarkan gerakan bersama-sama dalam menciptakan toleransi.

Sedangkan Rudi Gunawijaya bersudut pandang, kepahlawanan dalam kebhinekaan pada figur almarhum Presiden ke-4, Gus Dur, di mana melalui perannya yang mengembalikan hak Agama Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia. Jadi suka atau tidak suka, harus benar-benar menerima Kebhinekaan.

Ia menambahkan, bahwa kepahlawan dalam kebhinekaan adalah dimulai dari diri sendiri. Siapa yang dapat menaklukan diri sendiri, itulah sebagai kepahlawan dalam Kebhinekaaan.

Di akhir sesi dialog, Thomas Gunawan sebagai pemandu siaran menyimpulkan, bahwa semua harus menjaga kerukunan, dengan saling berkolaborasi menjaga kebhinekaan dalam masyarakat Indonesia dan saling toleransi.

“Dengan meneladani 6 Tokoh Agama di Tangerang yang hadir dalam diskusi kebhinekaan, mari kita bersatu dengan saling bertoleransi dan menjaga kerukunan serta keberagaman masyarakat Indonesia,” kata Thomas Gunanwan. (Dadan Hardian)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Advertisement

More in Bodetabek