Uniting Indonesia.com, Papua –
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, menyesali aksi anarkistis massa. Sejumlah orang yang diduga para peserta tes CPNS yang tak lolos seleksi telah melakukan tindakan sewenang-sewenang dan memaksakan kehendaknya.
“Apa maksudnya main bakar. Tidak boleh kejadian seperti ini. Kami tetap proses hukum dan tangkap para pelakunya,” tegas Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Menurut Irjen Pol Paulus Waterpauw,
penerimaan CPNS di Kabupaten Keroom, telah memenuhi kuota sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2002 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, yaitu 80 persen bagi warga asli Papua.
“Kami menyesali pembakaran terjadi. Mereka tidak menerima kekurangannya dan berharap semua harus dipenuhi pemerintah,” kata Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Kapolda Papua mengatakan, telah memerintahkan Kapolres Keerom AKBP Baktiar Joko Mujiono untuk mengusut tuntas kasus ini. Termasuk menangkap para provokator aksi perusakan dan pembakaran kantor pemerintah.
Pada Kamis (01-10-2020), massa yang diduga tak puas dengan hasil tes CPNS mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas pemerintah di Kantor Pemerintah Kabupaten Keerom, tepatnya di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung. (Dadan Hardian)
