Uncategorized
Putera Astaman Raih Doktor PAI dari Universitas Islam Jakarta
Sukses Pertahankan Desertasi Dalam Ujian, Putera Astaman Raih Doktor PAI dari Universitas Islam Jakarta
Mahasiswa Program Pascasarjana (S3) Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta ( UID ), Promovendus Putera Astaman telah berhasil mempertahankan desertasi didepan Senat Sidang Terbuka dalam agenda Ujian Terbuka Program Doktor Pendidikan Agama Islam UID. Yang mana dewan Penguji dalam Sidang Senat terbuka yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat ujian guna memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Agama Islam pada program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Jakarta tersebut. dimana Guru di Sekolah Islam Terpadu Dear el Salam, Villa Nusa Indah, Gunung Putri Kabupaten Bogor ini, berhasil mempertahankan desertasi didepan Sidang Dewan Penguji Program Doktor Universitas Islam Jakarta, dengan judul “FALSAFAH PENDIDIKAN JALALUDDIN RUMI ( STUDI HERMENKEUTIKA FILOSOFIS TERHADAP MATSNAWI DAN FIHI MA FIHI), Dan akhirnya Promovendus Putera Astaman meraih Gelar Doktor Pendidikan Agama Ilam dengan predikat Amat Baik atau Sangat Memuaskan, sehingga menjadi lulusan Program Pascasarjana Doktor Pendidikan Agama Islam UID yang ke 51.
Usai Sidang, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA yang juga Kepala Prodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta memuji Desertasi dan Karya Penelitian Promovendus Putera Astaman, lebih menitikberatkan pada filsafat dan tasauf filosofis serta gagasan pendidikan dimana pendidikan itu adalah salahsatu pendidikan yang harus masuk pada dimensi spiritual, bahwa guru itu harus spiritualistic, kemudian peserta didik dengan menguasai spiritual, juga bisa mencintai sesama, bisa toleransi sesama, sehingga kedepan para siswa akan menjadi masyarakat yang penuh toleransi, saling mencintai dan sebagainya,
Hal yang sama juga diungkapkan Rektor UID, Prof Raihan yang mana salahsatu mahasiswa program S3 telah selesai tugas akademiknya, dan Dr Putera Astaman menjadi lulusan ke 51, dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam, dimana Dr Putera Astaman dalam desertasinya melihat satu pujangga Islam Sufistik yang memberikan pemikiran terhadap pendidikan Islam dengan caranya, bagaimana pemikiran-pemikiran Jalaludin Rumi sebagai pujangga serta tokoh Sufistik ini bisa beradaptasi dan susbality didalam mengimplementasikan pendidikan dengan nilai-nilai filosofis yang didalamnya nilai-nilai Islam, ungkapnya.
Sementara dalam Sidang terbuka ujian program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Jakarta tersebut, Promovendus dihadapkan oleh tim penguji, yang dipimpin oleh Ketua panitia ujian yang juga Rektor Rektor Universitas Islam Jakarta Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si, didampingi Sekretaris penguji Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Kepala Prodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta) dan Anggota Dr. H. Sutardjo Atmowidjoyo, M.Pd (Dosen Tetap Universitas Islam Jakarta), Dr. Attabik Luthfi, MA (Dosen Tetap Universitas Islam Jakarta) serta Penguji Eksternal, Prof. Dr. Lainun Kamal, MA (Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Jakarta).
Dalam paparannya, Putera Astaman dengan juduk Falsafah Pendidikan Jalaluddin Rumy, Studi Hermeneutika Filosofis Terhadap Matsnawi dan Tahi Ma Fihi, atas dasar Pemikar dan cendikiawan Muslim yang telah menganalisis, bahwa akar dari semua realitas krisis multi dimensi di tubuh umat Islam dewasa ini, adalah persoalan pendidikan. Sebagian besarnya menyoroti persoalan pendidikan dalam Islam, dan hal fundamental dalam pendidikan adalah pada konteks filosofis yang akan menjadi barometer bagi praktisi pendidikan Islam, dalam menjawab tantangan era post modern dan ilmu pengetahuan kontemporer saat ini.
Sementara adopsi filsafat pendidikan barat dapat berimplikasi pada terciptanya benturan teologi, kultur dan peradaban, disebabkan diferensiasi sistemik dalam multi aspek pandangan hidup (worldview) yang signifikan.
Penelitian ini bertujuan merumuskan konsepsi falsafah pendidikan tokoh besar Jalaluddin Rumi dari kedua magnum opus beliau, Matsnawi dan Fihi ma fihi. Guna memperoleh konsepsi-konsepsi dasar bagi praktikalitas dan operasionalisasi pendidikan Islam dalam kerangka Islamic worldview (Islamische Weltanschauung). Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan narrative research, dan hermeneutika filosofis dari filosof Jerman Hans Georg Gadamer (1900-2002) yang akan diopersionalkan untuk mengeksegesis kedua teks tersebut. Hermeneutika filosofis Gadamer ini bertumpu pada dua konsep sentralnya, yakni konsep fusi horizon-horison (horizontverschmelzung) dan konsep sejarah pengaruh (Wirkungsgeschichtey untuk memperoleh verstehen (pemahaman) yang adaptatif dan sustainability dalam konteks kekinian.
Dari penelitian ini diperoleh lima konsepsi utama dalam falsafah pendidikan Rumi yakni, ilmu pengetahuan (al- ilm), pendidik (al-murabbi), manusia (al-Insan), makrokosmos (al-alam), toleransi (al-tasamuh). Keseluruhan konsepsi-konsepsi filosofis dari Rumi kami namakan teori “Pendidikan Kesadaran Beragama dan Diversitas Rumi”. karena konsepsi diatas bertumpu pada gagasan pendidikan yang menanamkan kesadaran beragama dan kesadaran akan multi keragaman dalam kehidupan, yang betujuan membentuk individu muslim yang baik, bagi berbagai elemen kehidupan, sebagaimana ajaran cinta kasih Rumi yang universal itu.
Novelty ini dapat melengkapi dan menjadi studi komparatif dalam beberapa konseptual utama filsafat pendidikan Islam dari sejumlah ilmuwan dan pemikir muslim terkemuka seperti Syed Muhammad Naguib Al-Attas, Hasan Langgulung, Majid Irsan al-Kaylani dan Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany. Serta menjadi sumbangsih pemikiran bagi pemenuhan kebutuhan umat atas konseptual inti filsafat pendidikan Islam, ungkap Promovendus Putera Astaman.