DKI Jakarta
Dr. Syaiful Amri Luncurkan Buku Budaya Ke 3, “Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi”
Dr. Syaiful Amri Luncurkan Buku Budaya Ke 3, “Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi”
Lenong sebagai Kesenian tradisi Seni Pertunjukan Sandiwara masyarakat Betawi, yang identik dengan salahsatu ekspresi masyarakat Betawi yang humoris, pemuh canda serta bertutur kata Nyablak (asal ngomong) dengan ceritera tentang, Sejarah, mitos, dogeng, Toponimi serta dengan percakapan sehari-hari dialeg Betawi, menjadi Seni pertunjukan yang menghibur, bahkan tak jarang Grub Lenong dipertunjukkan pada acara tradisi seperti Pernikahan, Sunatan bahkan acara resmi di Perusahaan dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Iringan Musik Tradisional Betawi “Gambang Kromong”, sebagai musik pengiring Lenong, yaitu musik tradisi dari akulturasi kebudayaan pribumi dengan etnis pendatang, terbukti dengan alat musik yang digunakan musik Gambang, Gendang, Konganyan, Ningnong, Gong, Tehyan, Konterbas, Kromong, Kecrek serta musik tradisi lainnya, mampu melengkapi pertunjukan teater rakyat tersebut.
Seiring dengan perubahan lingkungan, penduduk dan sosial, dimana arus urbanisasi dari beberapa daerah di Indonesia ke Ibukota Jakarta, telah mengakibatkan keberadaan masyarakat asli Jakarta (Betawi) terppinggirkan, karena kampung-kampung Betawi tergeser atau tergusur, berdiaspora menuju kawasan pinggiran seperti Depok, Bekasi, Bogor ataupun Tangerang, sehingga keberadaan sanggar-sanggarLenong jumlahnya terus menurun.
Untuk itulah Seniman, Budayawan, Akademisi (Dosen IKJ), Penggiat Kebudayaan Nusantara, khususnya Kebudayaan Betawi, Dr Syaiful Amri, MM terus menuangkan Pemikirannya serta karya penelitian tentang Lenong dan menuangkan dalam buku ke 3 yang di terbitkan dalam sebuah Buku berjudul “Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi”.
Buku yang banyak mengulas tentang Sejarah Lenong, jenis-jenis lenong dah Refleksi Lenong masa lalu, masa kini dan masa depan, dengan melihat perubahan sosial, dinamika seni pertunjukan, etnis dan tuntutan Seni Pertunjukan ditengah serangan Budaya dari luar di era globalisasi saat ini, dapat membantu pelaku seni Budaya Betawi untuk tetap berkarya. Dan menjadi masukan serta dorongan bagi Cendekiawan, Tokoh-tokoh Betawi, pemangku kepentingan serta Pemerintah Daerah dalam mempertahankan, menyelamatkan dan mengamankan Seni Tradisi Lenong, sebagai identitas kultural Betawi, sebagaimana amanat Undang-Udang Daerah Khusus Ibukota Jakarta, serta Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi serta Peraturan Gubernur DKI Jakarta (Pergub) nomor 229 tahun 2016 tentang Peyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.
Dalam acara Bedah Buku Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi di Gedung Teater :Luwes, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1 Desember 2022, dengan pembicara Prof Yasmine Z Shahab, Tommy Cristomi, Ph.D, Julianti Parani, Ph.D, Dr. Ninuk Kleden Probonegoro, Hestu Wreda, S,Sn, M.Sn serta Moderator Rr Firsty Dewi, S.Sn.M.Sn, mengapresiasi Dr Syaiful Amri yang mana, dalam kondisi Pandemi Covid 19, namun mampu melahirkan 3 buah karya tulisan Buku Kebudayaan Betawi.
Prof. Yasmine Z Shahab melihat Buku berjudul Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi, merupakan bentuk Keprihatinan dan kepedulian penulis, terhadap eksistensi kesenian Betawi Lenong dalam bentuk baru yaitu Komedi Betawi, agar tetap menjadi Kesenian tradisi sebagai identitas Kebetawian di Jakarta.
Tommy Cristomi, Ph.D menilai bahwa Dr Syaiful Amri mampu membaca realitas, dengan karya pertunjukan Komedi Betawi dengan ceritara Toponimi, tentang sejarah kampung-kampung di Betawi, sebagai identitas Jakarta, bagaimana Lenong mampu menghadapi tantangan di tengah globalisasi dan urbanisasi, sehingga perlu adanya revitalisasi seni pertunjukan dan hadir pertunjukan Komedi Betawi (Kombet), agar Lenong bisa memperoleh di hati masyarakat Jakarta yang hegemonis ini.
Dr. Ninuk Kleden Probonegoro juga mengapresiasi Komedi Betawi yang bisa menjadi komoditas khusus yang bercirikan Betawi, karena ini bukan saja komoditas seni tetapi juga komoditas simbolik, dan berharap Kombet bisa juga menjadi identitas budaya nasional, harapnya.
Hestu Wreda, S,Sn, M.Sn juga mengapresiasi, bahwa Kombet merupakan bentuk penyegaran dari Seni Pertunjukan Lenong, untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan, sebagai identitas Betawi juga identitas Budaya Nusantara, dimana Kombet adalah identitas Etnik yang memiliki nilai ajar, bagi kehidupan bermasyarakat yang bermukim, bahkan telah menjadi Refleksi identitas budaya Jakarta, paparnya.
Sementara Warek III IKJ, Dr Madia Patra Ismar melihat bahwa Buku Lenong Masa Lampau, Masa Kini dan Masa Depan, Komedi Betawi ini adalah karya penelitian Dr Syaiful Amri yang dituangkan dalam karya cetak, yang saya kagumi penulis adalah “Anak Betawi” yang juga seorang Praktisi dengan menekuni Seni Pertunjukan, khususnya Lenong Betawi atau Komedi Betawi.
Jadi buku ini akan mampu menjadi Referensi dalam pelestarian dan pengembangan Seni Budaya Betawi, khususnya Lenong, dan Institut Kesenian Jakarta mengapresiasi Seniman Betawi untuk terus berkarya, bahkan dulu Alm Mpok Nori juga pernah mengajar di IKJ tentang Lenong, dan IKJ juga mensuport upaya pelestarian dan pengembangan Seni Budaya Betawi, dan mudah-mudahan Lenong dan Komedi Betawi bisa lebih berkembang lagi, harapnya. (Pry/Nrl).